![]() |
google.com |
Hari itu adalah hari yang bagiku tak akan pernah
terlupakan. Getarannya, sensasinya, masih lekat dalam ingatanku. Dan sebulan
lebih setelah hari itu.
Kemarin, Jum’at,
06 Juli 2012. Pengumuman SNMPTN
tertulis. Memang aku tidak mengikuti ujian tulis karena keberuntungan membawaku
lolos SNMPTN Undangan, akan tetapi sebagaian teman-temanku menguji nasibnya di
sini.
Satu hal yang menjadi do’a sepanjang hariku Jum’at
lalu. Aku ingin kabar bahagia menyapaku setelah pukul tujuh malam itu. Namun
yang terjadi adalah banyak kabar yang kurang membahagiakan. Kesedihan,
kegalauan mewarnai suasana hati mereka yang masih belum beruntung pada ujian SNMPTN
tahun ini.
Beberapa memang legowo akan nasib mereka, namun
beberapa juga benar-benar seperti terjatuh dalam jurang paling dasar. Sekejam
itukah SNMPTN? Bagi yang lolos sepertiku memang teramat sangat membahagiakan,
tapi bagi mereka yang berambisi dan nasib berkata lain mungkin memang sangat
menyakitkan.
Aku sendiri tak pernah mampu membayangkan bagaimana
aku bila di dalam keadaan tersebut. Mungkin akan sama hancurnya dan sulit move
on. Hanya saja aku teringat pada janji Alloh. Bahwa Alloh selalu memberi jalan
terbaik untuk umatnya meskipun tampak tidak seindah yang kita inginkan.
Selain itu aku juga percaya bahwa kesuksesan bisa di
raih tidak hanya dari satu satu jalan, namun ribuan jalan. Sebab dalam
pandanganku, jalan besar itu belum tentu membesarkan kita. Tetapi
jalan kecil terkadang justru lebih mampu membesarkan diri kita di masa
mendatang. Mungkin itulah alasan
Tuhan menunda keberhasilanmu dalam memperebutkan kursi perguruan tinggi negeri.
Terlebih lagi kata mereka soal-soal tahun ini jauh lebih sulit dari tahun
sebelumnya dan jauh berbeda dengan soal-soal yang biasanya mereka pakai untuk
berlatih.
Perguruan Tinggi Negeri bagiku sendiri bukan
segalanya. Jika kita mau menengok pada banyaknya orang yang berhasil di luar
sana, tidak melulu mereka lulusan dari PTN. Banyak juga yang berasal dari PTS.
Karena sebenarnya yang terpenting itu adalah komitmen kesungguhan kita
dalam belajar, bukan tempat di mana kita belajar. Percuma saja kita menjadi bagian dari keluarga
besar kampur ternama seperti UI atau UGM, namun kita tak pernah serius dalam
belajar. Lebih baik bersekolah di PTS namun kita aktif dalam mengusahakan masa
depan kita. Aku yakin, yang terakhirlah yang lebih baik.
Akhir kata, tulisanku kali ini sebenarnya
kudedikasikan kepada seluruh teman-temanku yang tahun ini masih kurang
beruntung dalam SNMPTN. Teman, kalian punya sejuta jalan untuk meraih mimpi.
PTN bukan satu-satunya jalan, tapi masih ada banyak lainnya. Jika kalian galau atau sedih, down semua itu wajar
saja. Namun kuharap jangan terlalu lama. Jaman terus bergerak. Jangan
sia-siakan waktumu untuk meratap. Tapi ayo aku ingin lihat optimisme kalian
untuk meraih mimpi. Suatu hari
nanti kutunggu kau untuk bertemu sebagai orang-orang yang sudah berdedikasi,
berintegritas, dan berkualitas tinggi. KALIAN
PASTI BISA
@ernykurkur
1 komentar
:')
BalasHapus